Aku masih saja
heran, mengapa aku sama sekali tak mengerti apa yang ia bicarakan, apa yang ia
jelaskan, apa yang ia kerjakan. Sungguh aku membutuhkan itu namun sedikitpun
aku tak mengerti. Disekelilingku, mereka menatap tajam ke arah depan, dengan
penuh semangat keyakinan mereka seperti kehausan akan materi itu. Aku? Duduk
manis dan malas sambil menulis nulis kalimat tak penting di secarik kertas
kusam..
andai aku bisa lebih
memahami, mungkin aku akan amat bahagia, seperti cinta yang tak tersampaikan,
perumpamaan itu tepat amat saat ini. Tak banyak yang bisa ku lakukan, tersenyum
saja aku enggan, kurva kurva itu seakan melambai manis padaku, namun aku segera
menutup mataku, aku tutup telingaku, sungguh bukan inginku, ini terjadi diluar kendaliku,
maafkan aku~
Ingin sekali ku
meminta maaf, kepada ia yang serius dan semangat berbicara didepan, namun apa
daya, nyaliku tinggallah usang. Aku hanya tersenyum, saat mereka bertanya
“ngerti gak eh?” ntah pertanda apa senyumanku, sehingga mereka membalas
senyumanku dengan kalimat manis ini “lah priben sih ira kuh, hhaha”. Kalimat
yang sedikit sulit untuk aku pahami.
0 komentar:
Posting Komentar
:)