Sering kali di anggap pengecut,
sering kali di anggap penakut. Biarlah presepsi itu berjalan. Karena faktanya
semua itu indah menguntai. Tak ada lagi jalan, mungkin begitu menurutnya,
menurutku, menurut mereka. Hingga hanya bisa menatapnya dari kejauhan, dari
jarak sekian, jarak dimana kita tak bisa saling menggapai. Walau faktanya
sering kali menyesakkan saat berselisih jalan namun tak pernah saling menyapa.
Bukankah itu mau kita? Mauku, maumu dan mau mereka, secret admirer!
Salahkah kita? Jika hanya ikut
bahagia saat ia terlihat bahagia. Walau tak tau apa yang ada dalam isi hatinya.
Senyumnya kadang buat hariku terang, menguntai panjang nan mempesona. Klise
memang, namun apadaya? Semua itu fakta, dan semacam ini memang masih ada. Ada
ntah sampai kapan hingga mungkin aku tak lagi diam diam memperhatikannya. Tak
banyak yang bisa dilakukan, selain memperhatikannya dari jarak ini, jarak
seperti biasa. Dan akan merasa senang saat sosoknya berjalan mendekat, mendekat
hingga kami hanya satu jengkal berjarak. Walau akhirnya tak ada kontak antara
kami. Waktu lagi lagi tak bisa ku hentikan, hanya sekedar menoleh ke arahnya
dari jarak itu. itu tak bisa!
All is well~ seorang teman mencoba
menenangkan, ya semua akan baik baik saja, everything gonna be okay, n I
believe it. Faktanya waktu selalu setia, menepati janjinya yang kita minta.
Hadirnya lagi lagi membuat degup jantungku bersorak soray, ada ritme yang tak
mampu dilukiskan saat ia kembali berjalan, berjalan dengan langkahnya, ya langkah
yang selalu aku rindukan.
Kelak, hadirnya akan memberikan
kenangan, menguntai kerinduan akan ketenangan yang ia ciptakan. Aku akan
merindukan, bukan hanya merindukannya, namun merindukan pula memperhatikannya
diam diam dari jarak yang tak bisa ku gapai. Kelak, akupun akan merindukan,
merindukan sosoknya yang kerap kali mewarnai hari abu abu ini. Tak ada yang
salah, aku terlalu cemen untuk menatapnya dari jarak yang mampu direngkuh, tak
ada yang salah, ia yang mungkin tak tau apa yang sebenarnya terjadi. Semua
sama, satu sama, seperti permain futsal yang kerap kali ia mainkan, dan aku
selalu setia menatap dan memperhatikannya, yang diam diam adalah supporternya
yang paling menyemangatinya dengan doa yang terpanjatkan padaNya.
Selamat malam, sampai kapan aku
menjadi secret admirermu? Ntahlah. Mungkin kelak tulisan ini akan berlanjut,
dan aku belum tau pasti apa isi dari tulisan selanjutnya. Aku masih ingin
menatapmu, walau sering kali mata kita bertemu. Aku masih ingin tetap berada
jauh denganmu, walau tak ku pungkiri aku selalu ingin berada lebih dekat
denganmu. Aku masih ingin melihat senyummu, walau faktanya mengetahui kabar dan
apa yang akan kau lakukan hari ini sangatlah penting untukku.
Apalah aku? Kita hanya saling
mengenal, mengetahui nama satu sama lain, tanpa pernah saling bertanya kabar,
tanpa pernah saling bersua dan menjalin percakapan. Walau sering kali ada
kalimat kalimat indah yang kau sampaikan dalam tatapan matamu saat pandangan
kita bertemu persekian detik, walau sekilas itu saja. terima kasih telah
menjadi indah dalam pandanganku. Terima kasih sudah baik baik saja, dan memberi
tahu keadaanmu dengan senyum mempesonamu itu.
Sampai jumpa di tempat dan waktu
yang lebih indah, kalem :)
0 komentar:
Posting Komentar
:)