Senin,
17 Desember 2012
Selamat pagi~
Pagi yang indah, dengan mendungnya
yang menguntai, diselingi cahaya mentari yang malu malu untuk menyongsong pagi.
Pagi ini diawali dengan sejumput asa dan harapan yang disertai doa dalam
sujudku. Berharap hari ini akan lebih indah dari hari yang pernah terlewati.
Berharap semua baik baik saja seperti apa yang diharapkan. Berharap semoga aku
betah berada disuasana sekolah yang amat membosankan, terkecuali hadirnya dalam
pandangannku.
Jagat raya yang menguntai,
melukiskan keindahan semenanjung langit yang mempesona membuatku tak lelah
untuk menatapnya. Disini, dilapangan ini. Seluruh murid wajib berbaris dan
mendengarkan arahan dari sang pembicara. Dengan tatapan malas, mau tak mau
semua mendengarkan. Mendengarkan intruksi yang harus didengar. Menyapu ke
seliling pandangan membuatku tersenyum tenang. Ia yang sedari kemarin ku cari,
akhirnya muncul dalam kerumunan kawan kawan. Anak anak kelas mesin itu sungguh
selalu memberikan ciri khas, ntah dengan musik, dengan pakaian, dan dengan apa
yang mereka lakukan. Mereka santai, walau kadang menyebalkan. Mereka terlihat
kompak, namun Classical tak kalah kompaknya! Ku lihat jaket hitam bergaris
merah terpakai rapi ditubuhnya. Tubuh yang selalu aku cari cari itu. ia hanya
diam, memperhatikan sekitar. Walau mata kami tak saling bertemu. Karena jarak
kami yang begitu jauh, yang tak bisa digapai walau dengan teriakan. Aku cukup
lega, melihatnya baik baik saja pagi ini.
Masih mendung, walau sudah
bersemangat sesemangat hari ini menatapnya. Walau masih hanya menyapanya dengan
doa, aku masih bisa menyaksikan tawanya. Tawanya yang saat itu mengenakan
pakaian olah raga yang ia pakai. Perlombaan olah raga antar kelas ini
membuatnya berganti pakaian. Pakaian kesebelasannya, walau yang memakai hanya
lima orang. Karena futsal tak lebih dari itu. ia tertawa geli saat baju yang
dikenakannya terlalu sempit dan pas dibadan. Tak masalah bagiku, ia masih
terlihat kalem dan, tampan!
Nomer punggung 15~ aku tak sekalipun
mengalihkan pandangan darinya. Walau lapangan itu berisikan 10 orang yang
sedang sibuk berlarian kesana kemari, aku tak peduli. Aku hanya fokus pada satu
orang, nomor punggung 15. Babak pertama ia terlihat santai, hanya berlari kecil
walau sesekali penuh nafsu untuk mengejar bola. Babak kedua, terlihat ia
semakin bersemangat, terbukti dengan keringat yang menghiasi paras dan
keningnya itu. lelahkah kamu kalem? Andai aku bisa menyapamu, menanyakan apakah
kamu baik baik saja? karena terakhir ku lihat, kau meninggalkan lapangan dengan
kaki sebelah yang terlihat sakit. Jalanmu tak seperti biasa, jangan buat aku
hawatir!
Hasil foto yang ku ambil dari jarak
kejauhan membuatku tersenyum senang. Bagaimana tidak, selama ini aku hanya bisa
merekam parasmu dalam memori otakku. Walau sebenarnya foto yang ku ambil dari
jarak sekian ini tak mampu buatku nyaman saat jauh darimu. Aku masih mengingat,
caramu menendang bola, caramu berlari kesana kemari, caramu mengusap keringat,
dan, caramu mencuri pandang ke arahku disela permainan itu. aku hanya bisa
menatapmu dari sini, dari sisi lapangan yang tak bisa menggapaimu, dan kamupun
hanya bisa terlihat sesekali mengusap peluh keringat yang basahi paras tenangmu
itu. congrats, kerja timmu mebghasilkan kemenangan untuk kelasmu, selamat.. aku
senang mendengarnya, karena dengan itu kamu akan tampil di next pertandingan,
dan aku bisa kembali memperhatikanmu dari jarak ini, jarak seperti biasa, jarak
kesekian dari langkah kita, ya.. jarak yang tak bisa ku gapai dirimu. kalem
selamat pagi. Harimu indahkah?
Selamat pagi, backnumber 15~
0 komentar:
Posting Komentar
:)