ketika tak bisa bicara, maka tuliskanlah, jika tak mampu menuliskan, maka tersenyumlah, setidaknya mereka tidak akan tahu jika kamu sedang tidak baik baik saja..

Ceritanya mah curhat

Senin, 29 Mei 2017

| 0 komentar
Selamat Hari Ini, Selamat Ramadhan. Aku rindu rumah.

H+ 27 menjadi seorang pengangguran. Bukan sesuatu yang membanggakan. Namun.. ah sudahlah….

Right, what they said was true “DON’T GROW UP, IT’S A TRAP”. Dulu, ketika masih disekolah dasar, masalah terbesar adalah ketika ibu marah karena aku huhujanan diluar sana dengan Ninda, Wina dan A Uki (ahh, I miss him, rest well my best brother).

SMP? Semuanya baik baik saja, terlalu banyak cinta yang kudapat disana, sahabat dan teman teman yang setia stay di “ring 1 ring 2 ring 3” kalian luar biasa. Ah! Ada Satu masalah! Aku tak paham apa yang dijelaskan di kelas Matematika. Ternyata sudah dari dulu aku tak akur dengan si Mat.

SMA? Semuanya membaik, baik baik baik dan baik. Kecuali kelas Fisika dan Kimia yang sangat tak bisa bersahabat. Rumus rumus itu tapi tak mau berteman denganku, jahatnya mereka. Kelas Matematika? Sudahlah, jangan tanya. Kau tahu jawabannya.

Ada Nilai terbesar di raport SMAku, itu adalah pemberian dari Mr.Budi. aku tak tahu beliau dimana, sudah menikahkah? Berapa anaknya sekarang? Sepertinya  Bapa ini sudah bahagia mengudara menjadi manusia di wilayah mayapada hahhaa. Dia tak akan tahu rupaku sekarang, namun semoga ia masih menjadi pembaca setia diblogku.

Kuliah? Terlalu banyak cobaan, hahahaaa. Bukan dari mata kuliahnya, semua pelajarannya bersahabat, namun dari people around me. Jika tak kuat dengan apa yang diajarkan ayah, sudah tak tahu jadi apa aku sekarang. Terimakasih untuk kawan yang selalu menjadi orang orang disekitar, dengan mereka kita sama sama berjuang. Melawan keabsurdan college world ini wkwk. Kamu tak perlu mengerti. Over all, semuanya terkendali.

9 Mei yang lalu, ku selesaikan semuanya dengan kegiatan yang disebut sebut sebagai sidang akhir itu. Alhamdulillah, hasilnya membahagiakan.
Dulu, ketika memulai semester awal, inginnya segera naik semester berikutnya, begitu seterusnya. Hingga datanglah masa magang tahun kemarin itu. dan ternyata, menjadi jurnalis lebih sulit daripada memasak makanan untuk lebaran (of course!!!) okay, membahagiakan. Selesai.

Dan, right after that, WELCOME SKRIPSI WORLD!!!!
Terlalu banyak cobaan, printer sering kali pundung tak bisa diajak bekerja sama. and the climax was.... I was sick of  bureaucracy. inhale exhale so often, dimana kesabaran diuji sangat amat. Dan akhirnya, Happy Ending sist!! semuanya berjalan sesuai dengan doa, Alhamdulillah lagi.

Sarjana, bisa apa? Sudah H+ 21 aku menjadi pengangguran. Okay okay, doaku pada Tuhan masih selalu ku panjatkan. I'll try more more more and more, youre doing well Dieny.... Lets wait for good news soon!
Jadi iri pada Muharam,  he is boss for himself! ah, jadi inget, Muharam kata Iqbal hayu bukber.....


Untuk Dia Yang Tidak Tahu

Senin, 22 Mei 2017

| 0 komentar
Dalam heningnya malam itu, untuk dia yang tidak tahu…
Ada yang ingin ku sampaikan, sebuah rasa yang akupun tak tahu apa, dengan begitupun kamu takan pernah tau. Apakah aku terlalu naïf? Hingga harus bersembunyi dibalik kata ‘teman’ ini?  Aku pernah merasakan suka, cinta bahkan ingin memiliki, namun rasa ini yang pertama. Yang tak kujumpai dengan laki laki lain selain dia.  ada cerita, tentang dia dan matanya, yang tersenyum kata mereka biasa.namun, apakah hanya aku? Yang merasa jika boleh ingin ku rekam senyum itu dan ku simpan dalam saku bajuku.
Untuk dia yang tidak tahu
Seorang teman yang aku tak mengerti mengapa sampai begini. aku tak tahu, jangan tanyakan padaku rasa apa ini. aku hanya ingin bersamanya, menghabiskan senja tanpa orang lain mengganggu. Cintakah ini? jangan tanyakan padaku. Aku tak tahu
Untuk dia yang tidak tahu
Yang selalu tersenyum dan menyapa seenak jidatnya tanpa tahu apa yang telah dilakukannya padaku. Hadirnya melukiskan pelangi dalam hariku. Sukakah ini? Tuhan, jika Kau tau jawabannya, beri tahu aku, jangan dia. Aku tak ingin dia tahu.
Untuk dia yang tidak tahu
Kamu, mungkin tidak menyadari, betapa hari ini warna warni setelah kunjunganmu ditempatku. Seakan mawar tumbuh disetiap ujung ruangan setelah kau pamit pulang. Berlebihankah aku? Terserah aku, ini rasaku, kau tak perlu tahu. HA HA HA
Untuk dia yang tidak tahu
Apakah suatu hari nanti dia akan tahu? Jika namanya adalah kontak terfavorit di ponselku. Apakah suatu hari nanti dia akan tahu? Jika aku menanti setiap pesan yang dikirimnya padaku. Apakah suatu hari nanti dia akan tahu? Jika aku selalu ingin katakan padanya aku rindu. Apakah suatu hari nanti dia akan tahu? Jika hadirnya menghapus hari kelabuku. Apakah suatu hari nanti dia akan tahu? Jika aku pernah menceritakan tentangnya pada teman temanku Apakah suatu hari nanti dia akan tahu? Jika tulisan ini adalah tentangnya dan tentangku.
Apakah suatu hari nanti dia akan tahu? Jika namanya ku sebut dalam setiap doaku. Untuk kau yang tidak tau, terimakasih untuk tetap menjadi dirimu, seorang teman yang memberiku rasa luar biasa, rasa pertama yang kurasa tanpa ku tahu  apa namanya.
Tuhan, jika ini Cinta, bolehkah aku mencintainya? Jika ini hanya suka, apakah sebahagia ini efeknya? Jika ini rasa ingin memiliki, bolehkan aku memohon padaMu untuk disegerakan agar dirinya menjadi milikku?
Untuk dia yang tidak tahu, kamu akan tetap bahagia, karena namamu selalu terucap dalam setiap doaku.
Untuk dia yang tidak tahu, kamu mungkin tidak akan pernah tahu jika tulisan ini tentangmu. Baguslah kalau begitu, sehingga aku tak perlu malu bersikap didepanmu. Jika kamu tau ini tentangmu, baguslah kalau begitu, semoga selanjutnya Tuhan mengabulkan doaku.
Untuk kamu yang tidak tahu, selamat malam. Sleep Well!

by the way, this is not my story. This writing is requested by my lil friend, she called uwi ^^ (DSN)


aku tidak pandai bicara, menghitungpun aku tak pintar. lebih baik menuliskan agar bisa terdengar. maafkan segala kekurangan,terimakasih sudah membaca..