ketika tak bisa bicara, maka tuliskanlah, jika tak mampu menuliskan, maka tersenyumlah, setidaknya mereka tidak akan tahu jika kamu sedang tidak baik baik saja..

classical group

Jumat, 30 November 2012

| 0 komentar
Tak ada yang ingin ku bagi. Kabar gembira? Kabar duka? Semua tak ada dan sirna. Aku baik baik saja. sebaik baik mereka memperlakukanku, sebaik baik mereka menyayangiku. Mereka? Yaa mereka yang berjuta juta menit telah menemaniku, sedia dan setia berbagi cerita, canda duka tawa bahagia sirna melebur terhempas dalam kebersamaan kita. Tak banyak yang bisa kita bagi dalam ruangan luas itu, namun kebersamaan kita selama ini bukanlah hal klise yang dengan sengaja terjadi, tapi memanglah suatu takdir yang dipastikan terjadi olehNya agar kita saling mengerti, saling memahami, dan saling peduli. Apa arti dari sebuah kasih sayang, sebuah loyalitas dan sebuah perjuangan. Berbagi pengalaman, melempar senyuman, melontarkan ejekan, cacian kadang, itulah indahnya masa masa kebersamaan kita. Tak ada yang perlu disesali dengan kemarin, hari ini, lusa dan kelak hari hari yang akan kita lalui bersama. Semua indah pada waktunya. Seindah saat kita terpisah rombongan saat di Pantai Kuta, seindah saat kita mengakui kesalahan karena tidak mengerjakan tugas dan berinisiativ menjemur diri dilapangan,seindah saat kita bertamasya ke hutan pinus itu, seindah saat kita bertamasya ke air terjun itu, seindah saat kita menangis dan meluapkan segala yang mengganjal dalam batin sekian lama, dan segala moment kebersamaan kita yang tak bisa dituliskan satu persatu. Kalian hebat, kita hebat, mereka hebat! Tak masalah saat kita kalah dalam perlombaan tarik tambang, tak masalah saat kita kekuarangan pemain saat beradu futsal. Semua itu indah, seindah saat kita mendapat juara untuk perlombaan paduan suara, saat kita menjadi juara dalam perlombaan K3. Semua indah seindah aku bisa mengenalmu, dan mengenal kalian, mengenal mereka, dan kini menjadi kita. Kita yang banyak dikagumi banyak orang, yang diiri banyak orang karena kebersamaan dan keeratan hubungan kita. Biarlah problem problem kemarin lengkapi perjalanan masa masa indah kita, biarlah rajutan rajutan ini terukir hingga menjadi sesuatu yang lebih indah dari yang kita banyangkan. Aku mencintaimu, mencintainya, mencintai kalian, dan mencintai mereka. Dan aku teramat sayang kepada kalian. Ada rasa rindu yang tersirat saat libur panjang, ada rasa gelisah saat kita tak saling bertukar kabar, ada rasa resah saat kita tak saling melempar ejekan, dan ada rasa sayang yang teramat luas untuk kebersamaan kita. Tetaplah menjadi diri kita, dan jadilah sebuah keluarga yang kelak akan kembali bersama diwaktu dan tempat yang lebih indah. Terima kasih sering kali menguntai sejuta kenangan untuk hidupku, terima kasih sering kali melontarkan candaan yang sedikit bahkan teramat menyinggung hati, terima kasih telah menjadi sesuatu yang lebih dari hanya sesuatu untukku, terima kasih karena tetap dalam keadaan baik baik saja.. terima kasih atas cinta dan duka yang telah kita bagi dan rasakan bersama. Tidakah indah kebersamaan kita? Resapi dan yakini, aku mohon! Jangan ada yang berubah, tetap menjadi Classic seklasik kita bersama dalam memori klasik dalam sejuta pena.

another of them~

| 0 komentar
Harus bersanding dengan seeorang yang sudah tidak lagi aku sayangi adalah hal tersulit yang pernah aku alami, berpura pura mencintai walau sejujurnya hati sakit dan terlukai. Tak ada yang salah, hanya jaraklah yang membuat semua ini berubah. Aku tak bisa tanpa teman, tanpa perhatian dan tanpa sapaan sayang, dan aku butuh itu dalam jarak dekat, bukan jarak yang puluhan bahkan ratusan kilometer. aku butuh seseorang yang bisa mendamaikan suasana, menghangatkan dinginku, mendinginkan panas hatiku, menyejukkan malamku, dan kembali hadir dihadapanku saat aku butuh someone yang harus menenangkanku. Aku lelah jika harus terus berkutat dengan ponsel dan semacamnya, menanyakan kabar melalui benda persegi panjang itu amatlah melelahkan, tak bisa menyentuhnya, merasakan aromanya, adalah suatu keengganan dalam hariku. aku muak jika harus terus mengabarinya setiap menit, detik bahkan, karena jarak yang membuat semua ini terjadi, walau bukan hanya itu, kini hadir sesosok pria yang belakangan ini mengisi lembar demi lembar kekosongan hati karena ditinggal pergi ia yang menjauh ntah kemana. Tak ada yang salah disini, namun lambat tapi pasti aku sudah tak memiliki rasa yang sama padanya seperti dulu, aku lebih merasa nyaman dengan dia yang baru, yang siap dan siaga selalu ada kapan dan dimanapun aku ingin pergi lepaskan kegundahan hati. Dia yang baru? adalah temanku, dan itu pernyataan beberapa waktu lalu, dan kini ia aalah kekasihku, kekasih yang berbeda, berbeda hingga aku tak mungkin masuk dalam rumah TuhanNya. (Diiiiii)

Ntah apa yang belakangan ini terjadi, ia semakin menjauh, semakin menjauh menjauh dan berubah. Aku tak lagi mengenalinya, dia yang dulu, yang amat mengerti dan baik hati. Kini berubah menjadi seseorang yang tidak aku kenali, tidak aku pahami. Adakah laki laki lain disana? Yang dapat menggantikan posisiku dihatinya? Yang dapat menjadi sandaran dalam setiap letihnya. Aku disini, dan kamu disana, kita sudah tidak lagi di tempat yang sama, namun kita selalu dekat saat bulan masih dapat kita lihat. Berkali kali aku bertanya “apa yang salah?” dan kau hanya diam tak menjawab. Aku risau, aku takut kehilanganmu, dan rasa kehilangan itu semakin menjadi saat seorang pria mengaku mencintaimu. Seorang pria? Dan itu adalah temanku sendiri, dan temanmu juga, ya teman kita! Teman yang selama ini aku percaya akan menjagamu disaat aku jauh, namun kini ia berganti status menjadi kekasihmu. Bisa dibayangkan betapa sakitnya aku? Betapa kecewanya aku? Tak ada yang salah memang, namun tidakah mengerti aku jika aku tidak baik baik saja tanpamu. Tak bisakah sekali lagi kita benahi hubungan ini. Aku sayang kamu, melebih yang kamu tau, tapi rasanya kamu lebih nyaman dengan dia dan lebih memilih menjauh dariku, itukah maumu diiiiii? Aku lelah mencintaimu.. (koko)


Melihat seorang teman sedih sendiri, kacau tak bersuara, hanya sesekali diam dan menyatakan jika dia baik baik saja adalah lebih menyakitkan dibanding ia memukul wajahku. Parasnya cantik dan manis, aku menyukainya, ntah dimulai sejak kapan rasa itu muncul, tapi seolah olah semua itu membuatku semangat untuk mengawali pagi, dengan dia dan tanpa dia, semenjak rasa itu muncul aku bingung sendiri, haruskah aku berpura pura tak memiliki rasa, atau lekas ungkapkan dan siap terima semua resiko. Sebagai seorang laki laki, aku merasa jika aku lebih baik mengungkapkan. Dimulai dengan mengakui rasa yang dimiliki ini pada kekasihnya, seorang pria yang sudah beberapa ratus hari menjadi temanku. Untungnya aku mengabarinya lewat ponsel, jika langsung mungkin ia sudah menghajarku. Tapi semua itu tak lantas membuat masalah usai, ia harus tau dan aku memberi tahu keadaan ini padanya. mereka putus(red dia dan kekasihnya) dan kini si cantik nan manis itu menjadi kekasihku. Jahatkah aku? Lalu apa yang harus aku lakukan jika semua ini sudah terjadi. Berpura pura menyesali? Atau terus melanjutkan hidup yang penuh pelangi ini? Ntahlah, yang aku tau, aku sayang dia dan dia sayang aku. Kita saling nyaman dalam sebuah hubungan suci walau kami tak tau akan jadinya apa status ini. Karena saat ini, cara kami berdoapun tak sama. (cino)



Selamat pagi lagi :)

Selasa, 27 November 2012

| 0 komentar

Selamat pagi..
Pagi yang indah ditemani setumpuk tugas dan disinari segaris cahaya mentari yang setia temani pagi ini. Pagi yang indah sekali lagi, melihat ia berdiri di samping matic merahnyanya itu sambil melepas helm kesayangannya. Dengan khasnya, ia berjalan menuju kerumunan teman temannya. Tak peduli sekitar memperhatikan, dengan santai dan KALEM ia melangkah penuh pesona. Kadang hanya langkah, ia membuat aku terpana. Terdengan lebay? Mohon dimaafkan J
Tak pernah terfikirkan olehku jika harus menyapamu dipagi itu, presepsiku hanyalah tetap diam dan kembali memperhatikanmu dari kejauhan. Pengecutkah aku? Biarlah!
Untuk kejadian di tempat itu, kurasa cukup dan pagi ini kembali menguntai sejumput harapan dalam setiap keramaian.
Masih di tempat yang sama walau bukan di posisi yang sama, menguntai setiap klimaks dalam setiap kejadian, seperti pagi tadi saat aku kembali melihatnya serius membaca, ntah buku apa, yang aku tahu dia baik baik saja dan sesekali memperhatikan sekitar yang terlalu bising untuk diperhatikan. Ingin sekali aku hanya sekedar menyapamu, namun sekali lagi aku terlalu pengecut untuk menyapamu. bukan mauku, namun biarkan aku mengikuti alur dari setiap langkahku, tanpa menghiraukan sekitar yang selalu mendesakku untuk segera lebih mengenalmu. Bukan caraku! Aku lebih nyaman seperti ini, mengikuti langkahmu tanpa sepengetahuanmu, menjajaki setiap sudut dari bising keramain denganmu. Maafkan aku yang terlalu senang menatapmu, maafkan aku yang terlalu diam merespond diammu. Seklasik inikah Kamu? Seklasik inikah kisah kita? Aku tak banyak meminta, cukup Kamu baik baik saja, kembali tersenyum dan aku akan tersenyum melihatmu tersenyum. Sesederhana inikah cinta? Memandangmu dari kejauhan dan diam diam memperhatikanmu dari sudut yang tak bisa digapai. Terima kasih, setidaknya pagi ini terasa lebih indah karena hadirmu dalam setiap pagiku. Selamat pagi lagi :)

selamat pagi, kalem :)

Selasa, 20 November 2012

| 2 komentar

Selamat pagi, hari yang indah melihatmu memperhatikanku dari kejauhan. Apa kabarmu hari ini? Sayang sekali kita tak bisa saling bertukar kabar, bertukar cerita, dan saling menguntai tawa. Melihatmu bersama mereka tertawa bersama, bisa melangkah dan berlari, itu sudah cukup bagiku untuk mengetahui jika kamu baik baik saja.
Sibuk apa kamu sekarang? Masih berkutik dengan mesin mesinmu itukah? Atau hanya sekedar menyapa? Hei kalem, masih suka memperhatikan ku dari kejauhan? Tak inginkah memperhatikanku dari dekat? Akupun lelah memperhatikanmu dari kejauhan. Mengapa tak coba kau dekati aku? Aku mendekatimu? Rasanya tak mungkin, aku tak punya nyali untuk mendekatimu. Maafkan aku J
Kalem, aku mengenalmu dari temanku, aku mengetahui namamu dari temanku juga.. lalu? Salahkah aku jika menyukaimu? Kita sudah lebih dari 2 tahun berada ditempat yang sama, namun baru baru ini aku memperhatikanmu. Maafkan aku yang terlalu sibuk dengan duniaku saat itu. Tanpa mengenalmu lebih jauh, dan kini mungkin aku terlambat.
Kalem, aku sering kali memergokimu sedang sibuk mengamatiku, sekali lagi, bukan aku GE.ER. tapi aku tau itu karena kamu seakan menjelaskan itu dari tatapan yang kamu alihkan saat menatap mataku.
Hei, aku suka kamu dari cara kamu memperhatikanku, dari cara kamu diam dan diam saja. Hanya diaaaam!
Kelak, apakah kita bisa bersama jika kita hanya saling diam saat bertemu, saling menatap saat saling berpapasan. Tak adakah yang lebih dari itu? Senyum atau sejenisnya, tidakah? Memang bukan salahmu, tapi aku ingin lebih dari sekedar mengenal. Aku tau namamu dan kamu tau namaku. Sejauh ini hanya itu..
Kalem, selamat pagi. Semoga hari ini indah dan senantiasa lukiskan senyuman dalam setiap lekuk paras manismu. Selamat pagi..

aku tidak pandai bicara, menghitungpun aku tak pintar. lebih baik menuliskan agar bisa terdengar. maafkan segala kekurangan,terimakasih sudah membaca..