ketika tak bisa bicara, maka tuliskanlah, jika tak mampu menuliskan, maka tersenyumlah, setidaknya mereka tidak akan tahu jika kamu sedang tidak baik baik saja..

Tidak Hanya Menghibur, Acara Korea The Return of Superman Memberi Manfaat di Dunia Nyata

Senin, 19 Februari 2018

| 0 komentar

Pernah nonton program hiburan Korea yang berjudul The Return of Superman? Program tersebut menampilkan kehidupan antara ayah dan anaknya dalam jangka waktu sehari semalam, hanya ada ayah dan anak, di acara tersebut sang ibu sengaja tidak ada dirumah, demi keintiman hubungan ayah dan anak. Jika ditelaah lebih jauh, rupanya acara tersebut bukan hanya sebuah acara hiburan. Tapi juga sebuah acara yang memberikan banyak edukasi bagi penontonnya.
Bagaimana tidak? Acara tersebut mengajarkan dan menyajikan kehidupan yang nyata antara ayah dan anak. Tanpa campur tangan ibu ataupun orang lainnya termasuk para crew acara tersebut . Mereka hanya bertugas merekam tanpa memberikan arahan apapun layaknya program program acara lainnya. Dari hal tersebut, kita jadi bisa melihat keadaan nyata dan sebenarnya antara ayah dan anak.
Diacara tersebut, banyak ayah baru yang merasa kerepotan mengurus anak seorang diri. Belum lagi pekerjaan rumah yang tiada hentinya, termasuk juga ketika anak tidak mau makan, anak susah tidur, keperluan kekamar mandi dan kegiatan lainnya yang terasa sulit bagi seorang ayah baru.
Bisa dibilang acara tersebut memberikan gambaran jika "ini loh pekerjaan seorang ibu". Yang rupanya bukanlah pekerjaan yang mudah. Seorang ibu tidak memiliki jam istirahat yang pasti, seorang ibu tidak bisa mengambil hari cuti. Salah satu cast acara tersebut, Tablo seorang rapper memiliki seorang putri bernama Haru menyatakan jika kesulitan terbesar dalam mengikuti acara tersebut ialah ketidakhadiran istrinya. Ia akhirnya menyadari betapa sulitnya mengurus sang putri seorang diri.
Edukasi tidak lupa melekat pada acara ini. Ada banyak pelajaran yang bisa penonton ambil, diantaranya yaitu thinking chair method dan counting timeyang diterapkan oleh Song Ilkook, seorang aktor dengan anak tripletnya, Daehan, Minguk, Manse yang saat itu berusia 3 tahun. Thinking chair methodialah sebuah cara yang dilakukan oleh Song Ilkook untuk menghukum anak anaknya ketika salah satu anaknya atau ketiga anaknya membuat ulah atau membuatnya marah.
Bukan dengan cara memukul atau membentak, tapi Song Ilkook menyuruh anak anaknya untuk duduk disebuah kursi milik mereka, lalu dihadapkan pada tembok dan menyuruh mereka untuk berfikir mengenai masalah dan kelakuan yang sudah mereka lakukan sehingga membuat kesalahan selama kurang lebih 5 sampai 10 menit untuk anaknya merefleksikan diri melalui kursi tersebut. Selanjutnya Song Ilkook akan memanggil anak anaknya dan membicarakan kesalahan anak anaknya tersebut. Dengan mudah anak anaknya pun mengakui kesalahan, mendengarkan nasihat ayahnya dan segera meminta maaf. Masalahpun selesai tanpa harus berteriak dan mencaci maki anak anak.
Counting time diterapkan oleh Song Ilkook ketika anak anaknya sibuk bermain dan mengabaikan perintahnya. Seperti contoh saat itu Manse, tidak mau bertukar mainan atau meminjamkan mainan pada saudaranya, dan hal tersebut membuat ketiga anak kembar tersebut berkelahi. Dengan santainya Song Ilkook menghitung dari 1 sampai 10 untuk giliran Manse memainkan mainan tersebut, setelah hitungan 10 dengan mudahnya dan tanpa paksaan Manse memberikan mainannya pada Daehan dan begitu seterusnya.
Menurut penuturan Song Ilkook, cara tersebut cukup efektif untuk menyelesaikan masalah yang terjadi pada anak anaknya.  Cara cara sederhana untuk belajar yang bisa kita terima tanpa harus bertemu guru, tanpa harus pergi kesekolah, tanpa harus membacanya dibuku. Sebuah pelajaran yang nyata, yang bisa kita terima sembari menikmati program acara yang menyenangkan tersebut. Bagaimana tidak menyenangkan, tampang polos dan lucu anak anak tersebut dapat membuat kita sebagai penonton merasa senang.
Acara Korea, khususnya The Return Superman ini bukan acara yang menghabiskan waktumu, tapi jika dilihat dari sisi positif, acara ini memberikan banyak pelajaran mengenai parenting dan menghargai jasa seorang ibu.

Published Here.

Sabtu, 03 Februari 2018

| 0 komentar
Desember 2012
SELAMAT PAGI...
Hari ini uas telah selesai, dan saya begitu bahagia! Saking bahagianya, saya tergeletak tak berdaya saat mengerjakan soal Kimia tentang penyetaraan reaksi biloks,owh!!!!!!
Pagi yang cerah, berawan putih bersih nan terhampar luas mengitari mayapada, seperti biasa, sang ibunda dengan rajinnya membangunkan lelapku dengan kata kata ini
"diiin bangun! Sekolah gak? Subuh udah siang!" dan aku selalu menunggu kata kata itu, aku tak akan membuka mata jika ibu belum membangunkanku. Mengapa? Karena aku ingin suara ibu yang ku dengar dalam awal pagiku.
Ibuku? Beliau adalah orang tersabar, terhebat, terkuat, tercantik, dan ter ter ter segalanya. Walau jujur saja kita kadang kali tidak sepaham, namun sejauh ini semua bisa diatasi.
Seperti biasa, ayah menanyakan jadwalku hari ini
"sekolah gak? Uasnya udah bereskan?"
"iya" jawabku singkat
"jadi gak sekolah?"
"sekolah atuh!"
"kan bebas, gak usah sekolah aja"
"sibuk disekolahnya"
"sibuk apa? Banyak remedial ya?"
"iya dong"
"wah aktif sekali kamu din"
Hhahaaa aku tertawa kacau saat itu. Mengejekkah ayah? Atau hanya bicara seadanya? Ya inilah aku, tidak pintar tapi sering diconteki teman. Tidak bodoh tapi sering bertanya pada teman.
Mau jadi apa kamu kelak? Jika nilai matematikamu kacau balau seperti itu? Tanya seseorang padaku dengan suara yang membuatku bising.
Aku hanya tersenyum dan menjawab "kata temanku, dia punya teman, hafal semua rumus matematika, tapi Jhon Lennon tidak, tapi dia mendunia!"
Tak ada jawaban, hening panjang menguntai, aku hanya diam menahan kegelisahan. Oh kimia, aku belum menuntaskan kerjaanku yang satu ini.
Aku lelah, harus berkutik dengan rumus rumus yang sangat mengganggu fikiran. 'mengapa masuk IPA kalo gak suka?' tanya seorang guru.
Dan hening panjang lengkapi kegalauan hari ini..
Dan hari ini, Desember 2017
Aku punya jawaban, jadi apa aku sekarang? Disini duduk, dibalik layar computer mengenakan baju dan sepatu favoritku, menarikan jari diatas keyboard yang terletak diatas meja kerjaku. Setidaknya disini tak kutemui fisika kimia, matematika dan segala hitungan yang dapat merusak moodmu hari itu.
Terimakasih Tuhan, hari ini tidak jauh berbeda dengan mimpiku saat itu. Titip salam untuk ayah ibuku, sekarang mereka tak perlu hawatir akan keluhanku karena mata pelajaran fisika kimia dan kawan kawannya.
Kini aku hanya melakukan apa yang kusukai, semuanya aman terkendali. Hanya satu yang masih membuat bingung, sebuah pertanyaan klasik yang berulang "makan apa hari ini?".
published here .
Februari 2018
Hari ini lagi, perkenalkan, diriku berganti profesi, bukan pegawai swasta di sebuah kantor media. Tapi pgawai swasta di kantor pemerintah.
aku tidak pandai bicara, menghitungpun aku tak pintar. lebih baik menuliskan agar bisa terdengar. maafkan segala kekurangan,terimakasih sudah membaca..