ketika tak bisa bicara, maka tuliskanlah, jika tak mampu menuliskan, maka tersenyumlah, setidaknya mereka tidak akan tahu jika kamu sedang tidak baik baik saja..

HujanDAN

Selasa, 08 Desember 2015

|


Pernah merasakan aroma air hujan yang jatuh dan menari diatas tanah? Ada rasa rindu disana. Yang terdengar namun tak pernah mau menampakan batang hidungnya. Suaranya yang bersentuhan dengan udara lalu menyapu angin dengan rasa yang ntah akan pergi kemana. Hujan, yang selalu merindukan. Dirindukan? Semoga saja. 

The fireworks, mungkin tidak akan pernah tahu, jika kita melihatnya. Siapa yang peduli? Siapa yang dilihat dan siapa yang melihat. Lalu, maukah peduli dengan siapa yang menuggu dan siapa yang ditunggu? Merindukan dan dirindukan? Salah siapa ada mereka? Si –di dan si –me itu?

Katanya, don’t fly, you’ll leave me.

Dijawabku I was sitting, staying here and waiting, but the one who left is you!

“I’m not leaving you!” 

“iya, da yang pergi mah gak akan sadar, kan yang nunggu yang kerasa mah”

He answer who is left? And why you let the one who left leaving you?

I smiled. Wanna cry. Missing him missed him.
Thinking.

I never let the one who left me leaving, he is just left!

I was talking with myself, it was me? Who let you left? Or you yourself? Its not our fault, ‘the fault is in our time’.  I cried and found you, you was hurt and found me. Thanks to them who hurted us and make us saw each other, and now I missed you. 

This is the light conversation, tapi kenapa semuanya memang butuh untuk dibicarakan? Akan sejauh mana, rasa rindu membawa sejauh mana yang katanya pergi itu merindukan.

No way the one who left you just leave, I sure you let ‘him’ leaving you!

I let ‘him’ left because he want left. Who want leave, let him leave. I pray he will come to me soon.

There is no answer, he didn’t read. Or not yet? Just wait.

Sepertinya hujan lelah, dia tak lagi kembali, berhenti dan pergi. Aku yakin, dia tak akan pernah menyerah, karena dia percaya, yang ditanah tidak pernah menolak kedatangannya. Bahkan selalu merindukannya. Menginginkannya dan bertanya tanya kapan akan kembali? Lalu, apa jadinya jika si Hujan yang dirindukan tak mau lagi kembali? Jika saja Hujan punya rasa sakit hati, mungkin ia tak mau lagi kembali.

Semoga yang katanya pergi cepat kembali, jikapun tak lagi ingin kembali, tak perlu lagi kembali. Bersikaplah seperti hujan, kembali hanya sekedar bertanya kabar, cukup mengagumkan. Akulah penghuni tanah yang katanya basah, menunggu hujan yang katanya menghujam. 

Sama seperti hujan. Kamu akan selalu dirindukan.  Kembali atau terganti. Aku bisa menunggu, tapi tak akan pernah mengejar. Berharap untuk hujan datang, lalu apakah kamu pernah dengar cerita tentang tanah mengejar hujan? Kerjaannya hanya menunggu, berharap terkadang berdoa untuk meminta, datang kembali dan tidaknya itu bagaimana si Hujan.
Sama seperti hujan. Kamu akan selalu dirindukan. 

Tue, December 8

0 komentar:

Posting Komentar

:)

aku tidak pandai bicara, menghitungpun aku tak pintar. lebih baik menuliskan agar bisa terdengar. maafkan segala kekurangan,terimakasih sudah membaca..