ketika tak bisa bicara, maka tuliskanlah, jika tak mampu menuliskan, maka tersenyumlah, setidaknya mereka tidak akan tahu jika kamu sedang tidak baik baik saja..

*mathematic class

Senin, 15 Oktober 2012

|

Aku masih saja heran, mengapa aku sama sekali tak mengerti apa yang ia bicarakan, apa yang ia jelaskan, apa yang ia kerjakan. Sungguh aku membutuhkan itu namun sedikitpun aku tak mengerti. Disekelilingku, mereka menatap tajam ke arah depan, dengan penuh semangat keyakinan mereka seperti kehausan akan materi itu. Aku? Duduk manis dan malas sambil menulis nulis kalimat tak penting di secarik kertas kusam..
andai aku bisa lebih memahami, mungkin aku akan amat bahagia, seperti cinta yang tak tersampaikan, perumpamaan itu tepat amat saat ini. Tak banyak yang bisa ku lakukan, tersenyum saja aku enggan, kurva kurva itu seakan melambai manis padaku, namun aku segera menutup mataku, aku tutup telingaku, sungguh bukan inginku, ini terjadi diluar kendaliku, maafkan aku~
Ingin sekali ku meminta maaf, kepada ia yang serius dan semangat berbicara didepan, namun apa daya, nyaliku tinggallah usang. Aku hanya tersenyum, saat mereka bertanya “ngerti gak eh?” ntah pertanda apa senyumanku, sehingga mereka membalas senyumanku dengan kalimat manis ini “lah priben sih ira kuh, hhaha”. Kalimat yang sedikit sulit untuk aku pahami.

0 komentar:

Posting Komentar

:)

aku tidak pandai bicara, menghitungpun aku tak pintar. lebih baik menuliskan agar bisa terdengar. maafkan segala kekurangan,terimakasih sudah membaca..